#Cinta Sejati Yang Terlupakan
01. #cinta memang kata
menarik, tak habis dibedah kata, tak lekang dimakan masa – tak dapat dijangkau
mata walau adanya nyata
02. namun dangkal kiranya
bila #cinta hanya dianggap urusan fisik, sempit rasanya bila #cinta dimaknai
hanya pacaran
03. bila #cinta hanya
menyatunya fisik, maka semua hewan pun mampu bercinta, bila #cinta hanya
pegangan tangan, aduhai sempitnya #cinta
04. bukan #cinta apabila
hanya pentingkan ego pribadi dengan manfaatkan lawan jenis untuk memenuhi
syahwat kita
05. bukan #cinta apabila
biarkan yang kita cintai melawan Dzat yang menciptakannya dan menciptakan kita,
maksiat namanya
06. #cinta itu memikirkan
yang dicintai, bukan hanya kemarin dan kini, tapi nanti
07. #cinta itu berserius
dan bersungguh-sungguh, #cinta itu memberikan bukan meminta
08. Allah hiaskan pada diri
kita #cinta agar kita dapat tulus menyayangi sesama, memanusiakan manusia dan
menyatukannya dalam ukhuwah
09. Allah pun berikan pada
kita #cinta untuk saling melengkapi, mengutuhkan diri kita sebagai makhluk
Allah
10. sejak awal dunia,
#cinta telah berperan, dimulai dari ketiadaan, ruang kosong tanpa waktu, Allah
berkehendak jadikan kita dgn #cinta-Nya
11. ditiupkan ruh-Nya
kepada kita agar menjadi bagian dari kita #cinta-Nya itu, dan karena itu
terizinkan kita mengecap nikmat dunia
12. tengoklah #cinta yang
sering terlupakan sampai kubur mengaga dan kafan terbentang, padahal #cinta itu
hadir sebelum kita lahir
13. semua diawali oleh
janji suci penuh #cinta yang megikatkan diri kita pada rahim (cinta) bunda
terkasih, bertumbuh dan menanti
14. ayah terus menanti
kita, kesibukannya sering terusik dengan tanya “apa anakku baik2 saja?, segala
persiapan digiatkan, uang ditumpuk
15. seringkali di tempat
kerja ayah mengikat perutnya, rela tak penuhi hajatnya hanya karena “ini lebih
baik disimpan untuk si kecil nanti”
16. bunda yang tak pernah
menghitung jasanya, bertambah berat tubuhnya setiap waktu, sementara kita
bertambah ringan perhatian padanya
17. walau perutnya tak ajeg
dan badannya tak nyaman, namun pikirnya mantap, bacaannya “bagaimana
mempersiapkan kedatangan bayi?”
18. dalam mualnya dia
bersedekah dengan zikir, memaksa makanan masuk ke perut walau ia tak suka,
beginilah #cinta
19. saat hendak bersalin,
tegang diri bunda saat terbersit ia dipanggil Allah hingga tak sempat lagi
menemani dewasa anaknya
20. cemas bercampur senang,
harap berkelindan dengan resah, doa dipanjatkan, sakit tak berbilang membuncah,
semua karena #cinta
21. ayah kita yang biasanya
kiat pun tak mampu menahan melihat bunda yang menahan sakit, berjudi dengan
nyawa diujung derita, semua #cinta
22. ayah berucap “jikalau
bisa raga mengganti sakit, biarlah kami yang merasakannya ya Allah!”, namun
bunda lebih rela menanggungnya
23. saat bunda hampir
kehilangan harap, dan ayah di batas asa, teriakan kita membalik semua sakit
jadi tawa, hanya #cinta yg mampu begini
24. masih berlumuran darah,
bunda menatap wajah kita dengan senyuman yang paling indah, seolah dia wanita
paling bahagia di seluruh semesta
25. lupa sudah sakit,
hilang sudah cemas, ayah kita menghambur memeluk, hanyut dalam tangis layaknya
bocah, inilah #cinta
26. entah darimana tenaga
bunda, yang tadi terkuras dengan teriakan dan tangisan, nyatanya dia tak mau
melepaskanmu, ditimang-timang sayang
27. saat balita, entah berapa
kali bunda harus bangun, tak pernah penuh lagi rehatnya sejak hari itu, namun
semua dia lakukan dengan #cinta
28. kali ini bunda
terbangun karena pipis, senandungnya mengiringi kembali tidur kita, tak lama
kita bangunkan bunda kembali, kali ini lapar
29. tak sekalipun ia
menyebut semua ini, walau saat kita menyakitinya, mengingat hal ini sungguh
menghancurkan hatinya
30. saat dewasa, bunda
dengarkan semua keluhan dan makian kita, berlagak bodoh demi harga diri
anaknya, membela kita tanpa kita ketahui
31. sering dia menyebut
kita membanggakan kita dihadapan teman2nya, menyebut kebaikan kita dan menutup
rapat durhaka kita
32. suara bentakan kita
dibalas dengan nasehat yang tulus, diajarkannya semua hal tentang dunia kepada
kita, terkadang bersenandung
33. saat malam kita
tertidur pulas, bunda tidak, dia mengangkat tangannya berdoa pada Tuhannya
dalam shalat malamnya, yg tak pernah kita tau
34. sampai detik inipun ia
masih berdoa.. ”Allah, jadikan putra-putriku sedap dipandang mata, berikanlah
mereka hati lembut dan keshalihan”
35. kala kita membentak,
bunda hanya bisa menangis, sakit. namun esoknya dia kembali memasak, tersenyum
pada kita seolah tak terjadi apapun
36. mari kita putar balik
memori kita, tulisnya #cinta yang diberikan ayah-bunda, apakah kita
menghargainya? atau bahkan ingat pun tidak?
37. pernahkah kita
memberikan hadiah, sekedar sekuntum bunga atau selirik ucapan “terimakasih
bunda?” bersujud simpuh dihadapannya?
38. ataukah bunga pertama
yang ingin kita berikan padanya tatkala tubuhnya terbaring kaku dan jiwanya
telah kembali?
39. ataukah bangga kita
padanya baru terucap saat yangan tak tergenggam lagi dan mata tak bertemu
selama-lamanya?
40. dalam doa selesai
shalat kita, berapa banyak kita menyebut ayah-bunda, ataukah nama yg lebih
sering disebut adl pacar? naudzubillah!
41. tengoklah pula
Rasulullah saw, yang dengan #cinta dia menyebut kita “ummati, ummati, ummati”
mengkhawatirkan kita di ujung maut
42. tak habis siksaan
dialami Rasulullah demi ummatnya, lepmparan batu, guyuran kotoran ternak dan
pukulan, adalah bukti #cinta Rasulullah
43. #cinta Muhammad pada
ummatnya tak lekang waktu, saksikanlah kami bershalawat untuknya duhai Allah,
sampaikanlah padanya, kekasih kami
44. #cinta Allah,
Rasul-Nya, dan kedua orangtua kita, sungguh mereka telah mendahului memberi
#cinta pada kita
45. itulah manusia #cinta
didepan mata terbutakan nafsu sesaat, yang disalahartikan sebagai cinta
46. kita lebih cenderung
pada ramai kata dunia dibanding keputusan Allah dan Rasulnya, mendurhakai
pencipta #cinta atas nama #cinta
47, mungkin tak kita ketahui
tanpa sadar bahwa kita telah masuk dalam jebakan yahudi dan nasrani, ditelikung
dari titik buta tanpa sadar
48. mereka tau bahwa pemuda
adalah tumpuan umat Islam, yang paling peka terhadap cinta, menghancurkan
mereka berarti menghancurkan Islam
49. mereka kenalkan kita
budaya hedonis, bertuhankan syahwat dan kepuasan nafsu fisik belaka, mereka
bungkus dengan kata #cinta
50. laksana racun
berbungkus madu, paras #cinta dunia elok berdadandan menutupi kebusukan aqidah,
siap membunuh siapa saja yang menelannya
51. jangan kau nodai nama
#cinta dengan mengatasnamakannya atas pekerjaan nafsu. Karena #cinta jauh
berbeda dengan nafsu
52. #cinta tak akan pernah
menginginkan yang dicintai menjadi sengsara dan susah, dan menumpuk kesenangan
berdasar ke-egoisan
53. jangan katakan #cinta
apabila ia tau perbuatannya akan mengantarkan yang dicintainya pada api neraka
sementara ia tetap melakukannya
54. bukan #cinta bila lebih
mementingkan ajaran lain selain ajaran nabi Muhammad saw
55. ya Allah, sungguh
banyak salah dan khilaf kami pada-Mu. kami tau api neraka itu panas, tetap saja
kami melakukan yang dilarang oleh-Mu
56. sungguh lemah kami dari
mencinta secara sejati, sungguh pintar kami membuat topeng #cinta untuk syahwat
kami
57. karuniakanlah kami
#cinta sejati, al-hubbu fillah.. cinta karena Dzat-Mu duhai Allah, pemberi
ketentraman hati
58. karuniakan kami
keberanian bertemu karena Engkau dan berpisah karena Engkau, duhai Allah Dzat
yang menyatukan dan menceraikan
59. karuniakan kami #cinta
sejati yang dengannya kami lebih mencintai-Mu, Rasul-Mu dan jihad di jalan-Mu
dibanding barang fana apapun
60. Allahuakbar, Masyaa
Allah, dan wafatkan kami dalam keadaan berdakwah di jalan-Mu sebagaimana
Rasul-Mu
Twet
Felix Tentang #Galau
Kegembiraan adalah
pintunya kesedihan, dan kesedihan adalah pintunya kebahagiaan
Nggak ada yang selama-lamanya..
Nggak ada yang selama-lamanya..
Ketika Allah swt
memberikan 1 kesulitan maka Dia menemaninya dengan 2 kemudahan
Fa inna ma’a al-usri yusraa, inna ma’a al-usri yusraa
Fa inna ma’a al-usri yusraa, inna ma’a al-usri yusraa
Masalah besarnya bukan
seberapa besar dosa kita,
Tapi seberapa besar taubat kita kepada Allah swt
Tapi seberapa besar taubat kita kepada Allah swt
Atau tantangan kita bukan
berapa kali kita jatuh
Namun berapa kali kita memutuskan untuk kembali bangkit
Namun berapa kali kita memutuskan untuk kembali bangkit
Berharap kebaikan
dari-Nya adalah wajib,
Sedang berputus asa dari rahmat-Nya adalah haram
Sedang berputus asa dari rahmat-Nya adalah haram
Maka ketika lapang,
bagikanlah kesenangan pada orang lain
Mudah-mudahan ada pula yang berbagi senang ketika kita dalam keadaan susah
Mudah-mudahan ada pula yang berbagi senang ketika kita dalam keadaan susah
Namun, ketika galau,
lebih baik dipendam sendiri dan diadukan kepada Allah,
Khawatir bila diadukan pada manusia akan menambah beban mereka
Khawatir bila diadukan pada manusia akan menambah beban mereka
Semua manusia pasti punya
masalah yg sama berat,
Hanya sebagian mengadukannya pada manusia dan sebagian lagi mengadukannya pada Allah
Hanya sebagian mengadukannya pada manusia dan sebagian lagi mengadukannya pada Allah
Sayangnya yang mengadukan
galau pada ramai manusia
Tak mendapat kecuali mengumbar aib dan kelemahan diri, tanda ketidakmatangan
Tak mendapat kecuali mengumbar aib dan kelemahan diri, tanda ketidakmatangan
Yang layak digalaukan
bukan sesuatu yg akan pudar seiring waktu,
Lebih pantas menggalau akan hari yg lebih panjang, masa yg lebih lama
Lebih pantas menggalau akan hari yg lebih panjang, masa yg lebih lama
Sebagaimana seorang
tukang parkir tak menggalaukan mobil yang datang dan pergi,
Karena dia sadar itu bukan miliknya
Karena dia sadar itu bukan miliknya
Begitupun manusia, merasa
kehilangan padahal ia tidak pernah memiliki apapun,
Kecuali yang dipinjamkan Allah kepadanya
Kecuali yang dipinjamkan Allah kepadanya
Begitulah Abu Bakar
memperingatkan bahwa cukup dunia ditaruh ditangan
Tak perlu dimasukkan kedalam hati, karena ia akan segera mengakar
Tak perlu dimasukkan kedalam hati, karena ia akan segera mengakar
Karena keindahan dunia
layaknya mawar berduri
Makin kuat digenggam, semakin sakit dirasa, menggalau seterus masa..
Makin kuat digenggam, semakin sakit dirasa, menggalau seterus masa..
Kepunyaan Allah-lah
seluruh isi langit dan bumi, dan kepada-Nya lah segala sesuatu menyembah
Apa yang kita miliki?
Apa yang kita miliki?
Tekukkan lutut, angkat
telapak tangan, mulailah berdoa kepada Pemilik dan Pemberi Kehidupan
Insya Allah Dia berkenan mengangkat sedih
Insya Allah Dia berkenan mengangkat sedih
Galai bisa jadi berarti
kita kurang mengingat-Nya,
Dan tak ada sesuatupun menggalaukan bila semua kita wakilkan pada Allah Swt..
Dan tak ada sesuatupun menggalaukan bila semua kita wakilkan pada Allah Swt..
Walaupun begitu, memang
manusia diciptakan dalam keadaan rapuh, hanya 1 cara untuk menjadi kuat
Mendekatlah pada Allah
Mendekatlah pada Allah
Abi
Kepada Anak-anaknya 29 Mei 2032
1. masih tersimpan imaji
wajahmu di dinding kamarku | tak pernah kupercaya bahwa pernah kau semungil itu
2. sekarang kau telah
tumbuh dengan ambisi yang besar | tinggi untuk digapai juga rentan tuk terkapar
3. dulu, engkau selalu
memerlukanku dalam segala hal | namun sekarang engkau berdiri diatas kedua
kakimu dan lakukan semua hal
4. dulu, namaku kau sebut
saat kau meminta apapun | namun sekarang kau punya teman seluruh dunia yang
siap membantu kapanpun
5. tapi, bila langitmu
suatu saat runtuh, dan tiada siapapun yang tersisa | tengoklah kebelakangmu
anakku, bersamaku engkau terasa
6. kemanapun
pengembaraanmu, tengoklah anakku, kebelakangmu | dan ingatlah, kau takkan
pernah sendiri, Abi selalu mendukungmu
7. aku selalu berpesan
kepadamu, bahwa cinta yang sejati adalah mencintai Allahmu | dan jangan pernah
lupakan hal itu
8. dan bila engkau
menjaga hatimu agar selalu pada-Nya | sesal dan sedih, maka engkau akan selalu
jauh dari mereka semuanya
9. engkau dapat melaju
terbang setinggi langit anakku, sejauh yang mampu engkau pandang | namun ingat
bumi akan selalu menarikmu datang
10. ada satu masa engkau
akan merasa bahwa dunia adalah milikmu seorang | namun ingatlah bahwa semua
yang fana pasti akan hilang
11. akan pula kau temukan
masa dimana kau berjalan melawan arus dunia | dihempaskan arus kekejian, merasa
putus dari karunia
12. bila seakan tak ada
lagi harapan yang bisa kau saksikan | tengoklah di balik punggungmu, anakku,
disana dirimu aku nantikan
13. sejauh apapun
kesalahanmu, tengoklah anakku, dibalik punggungmu | aku akan menerimamu dengan
pelukan terbaikku
14. aku tak bisa
bersamamu selama-lamanya, ada waktunya aku akan pergi | atau engkau yang akan
lebih dulu pergi
15. aku akan berat
melepasmu bila tiba masa itu | katakan padaku saat itu dengan manis “Abi,
saatnya bagiku membina hidupku”
16. aku tak bisa
menahanmu dari mencintai, aku tak dapat menahanmu saat tiba waktu kau pergi |
Demi Allah, lakukan dengan ridha Rabbii
Dewa
Matahari di Perayaan Tahun Baru & Pandangan Islam
Setiap akhir tahun
biasanya semua manusia di dunia ini tidak terkecuali kaum Muslim mengalami
wabah penyakit yang luar biasa, pengidap penyakit ini biasanya menjadi suka
menghamburkan harta untuk berhura-hura, euforia yang berlebihan, pesta pora
dengan makanan yang mewah, minum-minum semalam penuh, lalu mendadak ngitung
(3.., 2.., 1.. Dar Der Dor!).
Wabah itu bukan flu
burung, bukan juga kelaparan, tapi wabah penyakit akhir tahun yang kita biasa
sebut dengan tradisi perayaan tahun baruan. Kaum muda pun tak ketinggalan
merayakan tradisi ini. Kalo yang udah punya gandengan merayakan dengan
jalan-jalan konvoi keliling kota, pesta di restoran, kafe, warung (emang ada
ya?)
Kalo yang jomblo yaa..
tiup terompet, baik terompet milik sendiri ataupun minjem (bagi yang nggak
punya duit). Kalo yang kismin, ya minimal jalan-jalan naik truk bak
sapi lah, sambil teriak-teriak nggak jelas.
Dan bagi kaum adam yang
normal menurut pandangan jaman ini, kesemua perayaan itu tidaklah lengkap tanpa
kehadiran kaum hawa. Karena seperti kata iklan “nggak ada cewe, nggak rame”
Bahkan di kota-kota
besar, tak jarang setelah menunggu semalaman pergantian tahun itu mereka
mengakhirinya dengan perbuatan-perbuatan terlarang di hotel atau motel
terdekat.
Yah itulah sedikit
cuplikan fakta yang sering kita lihat, dengar, dan rasakan menjelang
malam-malam pergantian tahun. Ini dialami oleh kaum muslimin, khususnya para
anak muda yang memang banyak sekali warna dan gejolaknya. Nah, sebagai
pemuda-pemudi muslim yang cerdas, agar kita nggak salah langkah di tahun baruan
ini, maka kita harus menyimak gimana seharusnya kita menyikapi momen yang satu
ini.
Asal muasal tahun baruan
Awal muasal tahun baru 1
Januari jelas dari praktik penyembahan kepada dewa matahari kaum Romawi. Kita
ketahui semua perayaan Romawi pada dasarnya adalah penyembahan kepada dewa
matahari yang disesuaikan dengan gerakan matahari.
Sebagaimana yang kita
ketahui, Romawi yang terletak di bagian bumi sebelah utara mengalami 4 musim
dikarenakan pergerakan matahari. Dalam perhitungan sains masa kini yang juga
dipahami Romawi kuno, musim dingin adalah pertanda ’mati’ nya matahari karena
saat itu matahari bersembunyi di wilayah bagian selatan khatulistiwa.
Sepanjang bulan Desember,
matahari terus turun ke wilayah bahagian selatan khatulistiwa sehingga
memberikan musim dingin pada wilayah Romawi, dan titik tterjauh matahari adalah
pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Lalu mulai naik kembali ketika
tanggal 25 Desember. Matahari terus naik sampai benar-benar terasa sekitar
6 hari kemudian.
Karena itulah Romawi
merayakan rangkaian acara ’Kembalinya Matahari’ menyinari bumi sebagai perayaan
terbesar. Dimulai dari perayaan Saturnalia (menyambut kembali dewa panen) pada tanggal 23 Desember. Lalu
perayaan kembalinya Dewa Matahari (Sol Invictus) pada tanggal
25 Desember. Sampai tanggal 1-5 Januari yaitu Perayaan Tahun Baru
(Matahari Baru)
Orang-orang Romawi
merayakan Tahun Baru ini biasa dengan berjudi, mabuk-mabukan, bermain perempuan
dan segala tindakan keji penuh nafsu kebinatangan diumbar disana. Persis
seperti yang terjadi pada saat ini.
Ketika Romawi menggunakan
Kristen sebagai agama negara, maka terjadi akulturasi agama Kristen dengan
agama pagan Romawi. Maka diadopsilah tanggal 25 Desember sebagai hari Natal, 1
Januari sebagai Tahun Baru dan Bahkan perayaan Paskah (Easter Day), dan
banyak perayaan dan simbol serta ritual lain yang diadopsi.
Bahkan untuk membenarkan
1 Januari sebagai perayaan besar, Romawi menyatakan bahwa Yesus yang lahir pada
tanggal 25 Desember menurut mereka disunat 6 hari setelahnya yaitu pada tanggal
1 Januari, maka perayaannya dikenal dengan nama ’Hari Raya Penyunatan Yesus’ (The
Circumcision Feast of Jesus)
Pandangan Islam terhadap
Perayaan Tahun Baru’Ala kulli hal, yang ingin kita sampaikan disini adalah bahwa ’Perayaan Tahun
Baru’ dan derivatnya bukanlah berasal dari Islam. Bahkan berasal dari praktek
pagan Romawi yang dilanjutkan menjadi perayaan dalam Kristen. Dan mengikuti
serta merayakan Tahun baru adalah suatu keharaman di dalam Islam.
Dari segi budaya dan gaya
hidup, perayaan tahun baruan pada hakikatnya adalah senjata kaum kafir
imperialis dalam menyerang kaum muslim untuk menyebarkan ideologi setan yang
senantiasa mereka emban yaitu sekularisme dan pemikiran-pemikiran turunannya
seperti pluralisme, hedonisme-permisivisme dan konsumerisme untuk merusak kaum
muslim, sekaligus menjadi alat untuk mengeruk keuntungan besar bagi kaum
kapitalis.
Serangan-serangan
pemikiran yang dilakukan barat ini dimaksudkan sedikitnya pada 3 hal yaitu (1)
menjauhkan kaum muslim dari pemikiran, perasaan dan budaya serta gaya hidup
yang Islami, (2) mengalihkan perhatian kaum muslim atas penderitaan dan
kedzaliman yang terjadi pada diri mereka, dan (3) menjadikan barat sebagai
kiblat budaya kaum muslimin khususnya para pemuda.
Ketiga hal tersebut jelas
terlihat pada perayaan tahun baru yang dirayakan dan dibuat lebih megah dan
lebih besar daripada hari raya kaum muslimin sendiri. Tradisi barat merayakan
tahun baru dengan berpesta pora, berhura-hura diimpor dan diikuti oleh
restoran, kafe, stasiun televisi dan pemerintah untuk mangajarkan kaum muslimin
perilaku hedonisme-permisivisme dan konsumerisme.
Kaum muslim dibuat
bersenang-senang agar mereka lupa terhadap penderitaan dan penyiksaan yang
terjadi atas saudara-saudara mereka sesama muslim. Dan lewat tahun baruan ini
pula disiarkan dan dipropagandakan secara intensif budaya barat yang harus
diikuti seperti pesta kembang api, pesta minum minuman keras serta film-film
barat bernuansa persuasif di televisi.
Semua hal tersebut
dilakukan dengan bungkus yang cantik sehingga kaum muslimin kebanyakan pun
tertipu dan tanpa sadar mengikuti budaya barat yang jauh dari ajaran Islam.
Anggapan bahwa tahun baru adalah “hari raya baru” milik kaum muslim pun telah
wajar dan membebek budaya barat pun dianggap lumrah.
Walhasil, kaum secara i’tiqadi dan secara logika seorang muslim tidak layak
larut dan sibuk dalam perayaan haram tahun baruan yang menjadi sarana
mengarahkan budaya kaum muslim untuk mengekor kepada barat dan juga membuat
kaum muslimin melupakan masalah-masalah yang terjadi pada mereka.
Dan
hal ini juga termasuk mengucapkan selamat Tahun Baru, menyibukkan diri dalam
perayaan tahun baru, meniup terompet, dan hal-hal yang berhubungan dengan
kebiasaan orang-orang kafir. Wallahua’lam
Mau tau gak siapa yang
nulis ini semua.. Dia itu ustadz favorite aku.. namanya Ust. Felix Siauw dia lagi ngegendong anaknya tuh.. hehe
No comments:
Post a Comment