background: url(http://4.bp.blogspot.com/-L1VvngZooDA/UjVZlihQRII/AAAAAAAAAFI/qb5d-n8ZAbQ/s1600/kyu.jpg) repeat-x

My ust. Felix Siauw


#Cinta Sejati Yang Terlupakan
01. #cinta memang kata menarik, tak habis dibedah kata, tak lekang dimakan masa – tak dapat dijangkau mata walau adanya nyata
02. namun dangkal kiranya bila #cinta hanya dianggap urusan fisik, sempit rasanya bila #cinta dimaknai hanya pacaran
03. bila #cinta hanya menyatunya fisik, maka semua hewan pun mampu bercinta, bila #cinta hanya pegangan tangan, aduhai sempitnya #cinta
04. bukan #cinta apabila hanya pentingkan ego pribadi dengan manfaatkan lawan jenis untuk memenuhi syahwat kita
05. bukan #cinta apabila biarkan yang kita cintai melawan Dzat yang menciptakannya dan menciptakan kita, maksiat namanya
06. #cinta itu memikirkan yang dicintai, bukan hanya kemarin dan kini, tapi nanti
07. #cinta itu berserius dan bersungguh-sungguh, #cinta itu memberikan bukan meminta
08. Allah hiaskan pada diri kita #cinta agar kita dapat tulus menyayangi sesama, memanusiakan manusia dan menyatukannya dalam ukhuwah
09. Allah pun berikan pada kita #cinta untuk saling melengkapi, mengutuhkan diri kita sebagai makhluk Allah
10. sejak awal dunia, #cinta telah berperan, dimulai dari ketiadaan, ruang kosong tanpa waktu, Allah berkehendak jadikan kita dgn #cinta-Nya
11. ditiupkan ruh-Nya kepada kita agar menjadi bagian dari kita #cinta-Nya itu, dan karena itu terizinkan kita mengecap nikmat dunia
12. tengoklah #cinta yang sering terlupakan sampai kubur mengaga dan kafan terbentang, padahal #cinta itu hadir sebelum kita lahir
13. semua diawali oleh janji suci penuh #cinta yang megikatkan diri kita pada rahim (cinta) bunda terkasih, bertumbuh dan menanti
14. ayah terus menanti kita, kesibukannya sering terusik dengan tanya “apa anakku baik2 saja?, segala persiapan digiatkan, uang ditumpuk

15. seringkali di tempat kerja ayah mengikat perutnya, rela tak penuhi hajatnya hanya karena “ini lebih baik disimpan untuk si kecil nanti”
16. bunda yang tak pernah menghitung jasanya, bertambah berat tubuhnya setiap waktu, sementara kita bertambah ringan perhatian padanya
17. walau perutnya tak ajeg dan badannya tak nyaman, namun pikirnya mantap, bacaannya “bagaimana mempersiapkan kedatangan bayi?”
18. dalam mualnya dia bersedekah dengan zikir, memaksa makanan masuk ke perut walau ia tak suka, beginilah #cinta
19. saat hendak bersalin, tegang diri bunda saat terbersit ia dipanggil Allah hingga tak sempat lagi menemani dewasa anaknya
20. cemas bercampur senang, harap berkelindan dengan resah, doa dipanjatkan, sakit tak berbilang membuncah, semua karena #cinta
21. ayah kita yang biasanya kiat pun tak mampu menahan melihat bunda yang menahan sakit, berjudi dengan nyawa diujung derita, semua #cinta
22. ayah berucap “jikalau bisa raga mengganti sakit, biarlah kami yang merasakannya ya Allah!”, namun bunda lebih rela menanggungnya
23. saat bunda hampir kehilangan harap, dan ayah di batas asa, teriakan kita membalik semua sakit jadi tawa, hanya #cinta yg mampu begini
24. masih berlumuran darah, bunda menatap wajah kita dengan senyuman yang paling indah, seolah dia wanita paling bahagia di seluruh semesta
25. lupa sudah sakit, hilang sudah cemas, ayah kita menghambur memeluk, hanyut dalam tangis layaknya bocah, inilah #cinta
26. entah darimana tenaga bunda, yang tadi terkuras dengan teriakan dan tangisan, nyatanya dia tak mau melepaskanmu, ditimang-timang sayang
27. saat balita, entah berapa kali bunda harus bangun, tak pernah penuh lagi rehatnya sejak hari itu, namun semua dia lakukan dengan #cinta
28. kali ini bunda terbangun karena pipis, senandungnya mengiringi kembali tidur kita, tak lama kita bangunkan bunda kembali, kali ini lapar
29. tak sekalipun ia menyebut semua ini, walau saat kita menyakitinya, mengingat hal ini sungguh menghancurkan hatinya
30. saat dewasa, bunda dengarkan semua keluhan dan makian kita, berlagak bodoh demi harga diri anaknya, membela kita tanpa kita ketahui
31. sering dia menyebut kita membanggakan kita dihadapan teman2nya, menyebut kebaikan kita dan menutup rapat durhaka kita
32. suara bentakan kita dibalas dengan nasehat yang tulus, diajarkannya semua hal tentang dunia kepada kita, terkadang bersenandung
33. saat malam kita tertidur pulas, bunda tidak, dia mengangkat tangannya berdoa pada Tuhannya dalam shalat malamnya, yg tak pernah kita tau
34. sampai detik inipun ia masih berdoa.. ”Allah, jadikan putra-putriku sedap dipandang mata, berikanlah mereka hati lembut dan keshalihan”
35. kala kita membentak, bunda hanya bisa menangis, sakit. namun esoknya dia kembali memasak, tersenyum pada kita seolah tak terjadi apapun
36. mari kita putar balik memori kita, tulisnya #cinta yang diberikan ayah-bunda, apakah kita menghargainya? atau bahkan ingat pun tidak?
37. pernahkah kita memberikan hadiah, sekedar sekuntum bunga atau selirik ucapan “terimakasih bunda?” bersujud simpuh dihadapannya?
38. ataukah bunga pertama yang ingin kita berikan padanya tatkala tubuhnya terbaring kaku dan jiwanya telah kembali?
39. ataukah bangga kita padanya baru terucap saat yangan tak tergenggam lagi dan mata tak bertemu selama-lamanya?
40. dalam doa selesai shalat kita, berapa banyak kita menyebut ayah-bunda, ataukah nama yg lebih sering disebut adl pacar? naudzubillah!
41. tengoklah pula Rasulullah saw, yang dengan #cinta dia menyebut kita “ummati, ummati, ummati” mengkhawatirkan kita di ujung maut
42. tak habis siksaan dialami Rasulullah demi ummatnya, lepmparan batu, guyuran kotoran ternak dan pukulan, adalah bukti #cinta Rasulullah
43. #cinta Muhammad pada ummatnya tak lekang waktu, saksikanlah kami bershalawat untuknya duhai Allah, sampaikanlah padanya, kekasih kami
44. #cinta Allah, Rasul-Nya, dan kedua orangtua kita, sungguh mereka telah mendahului memberi #cinta pada kita
45. itulah manusia #cinta didepan mata terbutakan nafsu sesaat, yang disalahartikan sebagai cinta
46. kita lebih cenderung pada ramai kata dunia dibanding keputusan Allah dan Rasulnya, mendurhakai pencipta #cinta atas nama #cinta
47, mungkin tak kita ketahui tanpa sadar bahwa kita telah masuk dalam jebakan yahudi dan nasrani, ditelikung dari titik buta tanpa sadar
48. mereka tau bahwa pemuda adalah tumpuan umat Islam, yang paling peka terhadap cinta, menghancurkan mereka berarti menghancurkan Islam
49. mereka kenalkan kita budaya hedonis, bertuhankan syahwat dan kepuasan nafsu fisik belaka, mereka bungkus dengan kata #cinta
50. laksana racun berbungkus madu, paras #cinta dunia elok berdadandan menutupi kebusukan aqidah, siap membunuh siapa saja yang menelannya
51. jangan kau nodai nama #cinta dengan mengatasnamakannya atas pekerjaan nafsu. Karena #cinta jauh berbeda dengan nafsu
52. #cinta tak akan pernah menginginkan yang dicintai menjadi sengsara dan susah, dan menumpuk kesenangan berdasar ke-egoisan
53. jangan katakan #cinta apabila ia tau perbuatannya akan mengantarkan yang dicintainya pada api neraka sementara ia tetap melakukannya
54. bukan #cinta bila lebih mementingkan ajaran lain selain ajaran nabi Muhammad saw
55. ya Allah, sungguh banyak salah dan khilaf kami pada-Mu. kami tau api neraka itu panas, tetap saja kami melakukan yang dilarang oleh-Mu
56. sungguh lemah kami dari mencinta secara sejati, sungguh pintar kami membuat topeng #cinta untuk syahwat kami
57. karuniakanlah kami #cinta sejati, al-hubbu fillah.. cinta karena Dzat-Mu duhai Allah, pemberi ketentraman hati
58. karuniakan kami keberanian bertemu karena Engkau dan berpisah karena Engkau, duhai Allah Dzat yang menyatukan dan menceraikan
59. karuniakan kami #cinta sejati yang dengannya kami lebih mencintai-Mu, Rasul-Mu dan jihad di jalan-Mu dibanding barang fana apapun
60. Allahuakbar, Masyaa Allah, dan wafatkan kami dalam keadaan berdakwah di jalan-Mu sebagaimana Rasul-Mu


Twet Felix Tentang #Galau

Kegembiraan adalah pintunya kesedihan, dan kesedihan adalah pintunya kebahagiaan
Nggak ada yang selama-lamanya.. 
:)
Ketika Allah swt memberikan 1 kesulitan maka Dia menemaninya dengan 2 kemudahan :)
Fa inna ma’a al-usri yusraa, inna ma’a al-usri yusraa
Masalah besarnya bukan seberapa besar dosa kita,
Tapi seberapa besar taubat kita kepada Allah swt 
:)
Atau tantangan kita bukan berapa kali kita jatuh
Namun berapa kali kita memutuskan untuk kembali bangkit 
:)
Berharap kebaikan dari-Nya adalah wajib,
Sedang berputus asa dari rahmat-Nya adalah haram 
:D
Maka ketika lapang, bagikanlah kesenangan pada orang lain
Mudah-mudahan ada pula yang berbagi senang ketika kita dalam keadaan susah 
:D
Namun, ketika galau, lebih baik dipendam sendiri dan diadukan kepada Allah,
Khawatir bila diadukan pada manusia akan menambah beban mereka
Semua manusia pasti punya masalah yg sama berat,
Hanya sebagian mengadukannya pada manusia dan sebagian lagi mengadukannya pada Allah 
:)
Sayangnya yang mengadukan galau pada ramai manusia
Tak mendapat kecuali mengumbar aib dan kelemahan diri, tanda ketidakmatangan
Yang layak digalaukan bukan sesuatu yg akan pudar seiring waktu,
Lebih pantas menggalau akan hari yg lebih panjang, masa yg lebih lama 
:)
Sebagaimana seorang tukang parkir tak menggalaukan mobil yang datang dan pergi,
Karena dia sadar itu bukan miliknya 
:)
Begitupun manusia, merasa kehilangan padahal ia tidak pernah memiliki apapun,
Kecuali yang dipinjamkan Allah kepadanya
Begitulah Abu Bakar memperingatkan bahwa cukup dunia ditaruh ditangan
Tak perlu dimasukkan kedalam hati, karena ia akan segera mengakar
Karena keindahan dunia layaknya mawar berduri
Makin kuat digenggam, semakin sakit dirasa, menggalau seterus masa..
Kepunyaan Allah-lah seluruh isi langit dan bumi, dan kepada-Nya lah segala sesuatu menyembah :)
Apa yang kita miliki?
Tekukkan lutut, angkat telapak tangan, mulailah berdoa kepada Pemilik dan Pemberi Kehidupan
Insya Allah Dia berkenan mengangkat sedih
Galai bisa jadi berarti kita kurang mengingat-Nya,
Dan tak ada sesuatupun menggalaukan bila semua kita wakilkan pada Allah Swt..
Walaupun begitu, memang manusia diciptakan dalam keadaan rapuh, hanya 1 cara untuk menjadi kuat
Mendekatlah pada Allah 
:D

Abi Kepada Anak-anaknya 29 Mei 2032


1. masih tersimpan imaji wajahmu di dinding kamarku | tak pernah kupercaya bahwa pernah kau semungil itu
2. sekarang kau telah tumbuh dengan ambisi yang besar | tinggi untuk digapai juga rentan tuk terkapar
3. dulu, engkau selalu memerlukanku dalam segala hal | namun sekarang engkau berdiri diatas kedua kakimu dan lakukan semua hal
4. dulu, namaku kau sebut saat kau meminta apapun | namun sekarang kau punya teman seluruh dunia yang siap membantu kapanpun
5. tapi, bila langitmu suatu saat runtuh, dan tiada siapapun yang tersisa | tengoklah kebelakangmu anakku, bersamaku engkau terasa
6. kemanapun pengembaraanmu, tengoklah anakku, kebelakangmu | dan ingatlah, kau takkan pernah sendiri, Abi selalu mendukungmu
7. aku selalu berpesan kepadamu, bahwa cinta yang sejati adalah mencintai Allahmu | dan jangan pernah lupakan hal itu
8. dan bila engkau menjaga hatimu agar selalu pada-Nya | sesal dan sedih, maka engkau akan selalu jauh dari mereka semuanya
9. engkau dapat melaju terbang setinggi langit anakku, sejauh yang mampu engkau pandang | namun ingat bumi akan selalu menarikmu datang
10. ada satu masa engkau akan merasa bahwa dunia adalah milikmu seorang | namun ingatlah bahwa semua yang fana pasti akan hilang
11. akan pula kau temukan masa dimana kau berjalan melawan arus dunia | dihempaskan arus kekejian, merasa putus dari karunia
12. bila seakan tak ada lagi harapan yang bisa kau saksikan | tengoklah di balik punggungmu, anakku, disana dirimu aku nantikan
13. sejauh apapun kesalahanmu, tengoklah anakku, dibalik punggungmu | aku akan menerimamu dengan pelukan terbaikku
14. aku tak bisa bersamamu selama-lamanya, ada waktunya aku akan pergi | atau engkau yang akan lebih dulu pergi
15. aku akan berat melepasmu bila tiba masa itu | katakan padaku saat itu dengan manis “Abi, saatnya bagiku membina hidupku”
16. aku tak bisa menahanmu dari mencintai, aku tak dapat menahanmu saat tiba waktu kau pergi | Demi Allah, lakukan dengan ridha Rabbii

Dewa Matahari di Perayaan Tahun Baru & Pandangan Islam


Setiap akhir tahun biasanya semua manusia di dunia ini tidak terkecuali kaum Muslim mengalami wabah penyakit yang luar biasa, pengidap penyakit ini biasanya menjadi suka menghamburkan harta untuk berhura-hura, euforia yang berlebihan, pesta pora dengan makanan yang mewah, minum-minum semalam penuh, lalu mendadak ngitung (3.., 2.., 1.. Dar Der Dor!).
Wabah itu bukan flu burung, bukan juga kelaparan, tapi wabah penyakit akhir tahun yang kita biasa sebut dengan tradisi perayaan tahun baruan. Kaum muda pun tak ketinggalan merayakan tradisi ini. Kalo yang udah punya gandengan merayakan dengan jalan-jalan konvoi keliling kota, pesta di restoran, kafe, warung (emang ada ya?)
Kalo yang jomblo yaa.. tiup terompet, baik terompet milik sendiri ataupun minjem (bagi yang nggak punya duit). Kalo yang kismin, ya minimal jalan-jalan naik truk bak sapi lah, sambil teriak-teriak nggak jelas.
Dan bagi kaum adam yang normal menurut pandangan jaman ini, kesemua perayaan itu tidaklah lengkap tanpa kehadiran kaum hawa. Karena seperti kata iklan “nggak ada cewe, nggak rame”
Bahkan di kota-kota besar, tak jarang setelah menunggu semalaman pergantian tahun itu mereka mengakhirinya dengan perbuatan-perbuatan terlarang di hotel atau motel terdekat.
Yah itulah sedikit cuplikan fakta yang sering kita lihat, dengar, dan rasakan menjelang malam-malam pergantian tahun. Ini dialami oleh kaum muslimin, khususnya para anak muda yang memang banyak sekali warna dan gejolaknya. Nah, sebagai pemuda-pemudi muslim yang cerdas, agar kita nggak salah langkah di tahun baruan ini, maka kita harus menyimak gimana seharusnya kita menyikapi momen yang satu ini.
Asal muasal tahun baruan
Awal muasal tahun baru 1 Januari jelas dari praktik penyembahan kepada dewa matahari kaum Romawi. Kita ketahui semua perayaan Romawi pada dasarnya adalah penyembahan kepada dewa matahari yang disesuaikan dengan gerakan matahari.
Sebagaimana yang kita ketahui, Romawi yang terletak di bagian bumi sebelah utara mengalami 4 musim dikarenakan pergerakan matahari. Dalam perhitungan sains masa kini yang juga dipahami Romawi kuno, musim dingin adalah pertanda ’mati’ nya matahari karena saat itu matahari bersembunyi di wilayah bagian selatan khatulistiwa.
Sepanjang bulan Desember, matahari terus turun ke wilayah bahagian selatan khatulistiwa sehingga memberikan musim dingin pada wilayah Romawi, dan titik tterjauh matahari adalah pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Lalu mulai naik kembali ketika tanggal 25 Desember. Matahari terus naik sampai benar-benar terasa sekitar 6  hari kemudian.
Karena itulah Romawi merayakan rangkaian acara ’Kembalinya Matahari’ menyinari bumi sebagai perayaan terbesar. Dimulai dari perayaan Saturnalia (menyambut kembali dewa panen) pada tanggal 23 Desember. Lalu perayaan kembalinya Dewa Matahari (Sol Invictus) pada tanggal 25 Desember. Sampai tanggal 1-5  Januari yaitu Perayaan Tahun Baru (Matahari Baru)
Orang-orang Romawi merayakan Tahun Baru ini biasa dengan berjudi, mabuk-mabukan, bermain perempuan dan segala tindakan keji penuh nafsu kebinatangan diumbar disana. Persis seperti yang terjadi pada saat ini.
Ketika Romawi menggunakan Kristen sebagai agama negara, maka terjadi akulturasi agama Kristen dengan agama pagan Romawi. Maka diadopsilah tanggal 25 Desember sebagai hari Natal, 1 Januari sebagai Tahun Baru dan Bahkan perayaan Paskah (Easter Day), dan banyak perayaan dan simbol serta ritual lain yang diadopsi.
Bahkan untuk membenarkan 1 Januari sebagai perayaan besar, Romawi menyatakan bahwa Yesus yang lahir pada tanggal 25 Desember menurut mereka disunat 6 hari setelahnya yaitu pada tanggal 1 Januari, maka perayaannya dikenal dengan nama ’Hari Raya Penyunatan Yesus’ (The Circumcision Feast of Jesus)
Pandangan Islam terhadap Perayaan Tahun Baru’Ala kulli hal, yang ingin kita sampaikan disini adalah bahwa ’Perayaan Tahun Baru’ dan derivatnya bukanlah berasal dari Islam. Bahkan berasal dari praktek pagan Romawi yang dilanjutkan menjadi perayaan dalam Kristen. Dan mengikuti serta merayakan Tahun baru adalah suatu keharaman di dalam Islam.
Dari segi budaya dan gaya hidup, perayaan tahun baruan pada hakikatnya adalah senjata kaum kafir imperialis dalam menyerang kaum muslim untuk menyebarkan ideologi setan yang senantiasa mereka emban yaitu sekularisme dan pemikiran-pemikiran turunannya seperti pluralisme, hedonisme-permisivisme dan konsumerisme untuk merusak kaum muslim, sekaligus menjadi alat untuk mengeruk keuntungan besar bagi kaum kapitalis.
Serangan-serangan pemikiran yang dilakukan barat ini dimaksudkan sedikitnya pada 3 hal yaitu (1) menjauhkan kaum muslim dari pemikiran, perasaan dan budaya serta gaya hidup yang Islami, (2) mengalihkan perhatian kaum muslim atas penderitaan dan kedzaliman yang terjadi pada diri mereka, dan (3) menjadikan barat sebagai kiblat budaya kaum muslimin khususnya para pemuda.
Ketiga hal tersebut jelas terlihat pada perayaan tahun baru yang dirayakan dan dibuat lebih megah dan lebih besar daripada hari raya kaum muslimin sendiri. Tradisi barat merayakan tahun baru dengan berpesta pora, berhura-hura diimpor dan diikuti oleh restoran, kafe, stasiun televisi dan pemerintah untuk mangajarkan kaum muslimin perilaku hedonisme-permisivisme dan konsumerisme.
Kaum muslim dibuat bersenang-senang agar mereka lupa terhadap penderitaan dan penyiksaan yang terjadi atas saudara-saudara mereka sesama muslim. Dan lewat tahun baruan ini pula disiarkan dan dipropagandakan secara intensif budaya barat yang harus diikuti seperti pesta kembang api, pesta minum minuman keras serta film-film barat bernuansa persuasif di televisi.
Semua hal tersebut dilakukan dengan bungkus yang cantik sehingga kaum muslimin kebanyakan pun tertipu dan tanpa sadar mengikuti budaya barat yang jauh dari ajaran Islam. Anggapan bahwa tahun baru adalah “hari raya baru” milik kaum muslim pun telah wajar dan membebek budaya barat pun dianggap lumrah.
Walhasil, kaum secara i’tiqadi dan secara logika seorang muslim tidak layak larut dan sibuk dalam perayaan haram tahun baruan yang menjadi sarana mengarahkan budaya kaum muslim untuk mengekor kepada barat dan juga membuat kaum muslimin melupakan masalah-masalah yang terjadi pada mereka.
Dan hal ini juga termasuk mengucapkan selamat Tahun Baru, menyibukkan diri dalam perayaan tahun baru, meniup terompet, dan hal-hal yang berhubungan dengan kebiasaan orang-orang kafir. Wallahua’lam
  
Mau tau gak siapa yang nulis ini semua.. Dia itu ustadz favorite aku.. namanya Ust. Felix Siauw dia lagi ngegendong anaknya tuh.. hehe




No comments:

Post a Comment