background: url(http://4.bp.blogspot.com/-L1VvngZooDA/UjVZlihQRII/AAAAAAAAAFI/qb5d-n8ZAbQ/s1600/kyu.jpg) repeat-x

Tuesday, November 4, 2014

Puisi Modern "Pulang Sekolah"

Pulang Sekolah

Sunyi, sepi, senyap..
hanya suara derasnya hujan yang kadang terdengar seakan mempercepat tenggelamnya sang surya
Dunia pun menjadi jingga karena senja mulai tiba banhkan gelap
Jalanan basah, angin bertiup begitu lembut namun membuat dingin semakin menusuk
Hentakan kaki dari seorang wanita lugu yang berlari dari kejauhan semakin terdengar, memercikkan air, mendekati halte bis

Bingung, panik, menggigil..
Baju seragamnya basah kuyup
Tas kecilnya dipenuhi air
Tak ada seorang pun yang menemaninya menunggu bis di halte itu
Hanya ia sendiri, kebingungan
Jalanan lengang tak ada bis yang melintas


Hari semakin gelap
Kini sang surya sudah benar-benar tenggelam
Namun hujan belum juga tampak mereda
Begitu lelah hatinya memikirkan cara untuk pulang
Tak ada tindakan, ia terbuai oleh pikirannya

Seketika itu terlintas dibenaknya
Sikap apatis sang ibu tiri yang akan menyambutnya di rumah
Ia mulai lemas, tertunduk lesu, putus asa
Wajahnya pucat, badannya menggigil kedinginan
Mulutnya kaku, ia semakin tak berdaya

Tiba-tiba terdengar suara musik
Semakin dekat, semakin memekakkan telinga
Suara celotehan yang tidak begitu jelas dari pria-pria didalam sebuah mobil yang melintas ikut pula terdengar
Mobil itu pun berhenti
Ia tak tahu pasti, pertanda baikkah atau burukkah itu ?
Namun yang ia tahu pasti adalah ia menggantungkan sebuah harapan untuk pulang kepada mobil itu

Ia masih terdiam, mengamati apa yang terjadi
Pria-pria dari mobil itu segera keluar, menghampirinya
Botol-botol kaca yang asing bagi wanita sepertinya, ditenteng disetiap tangan mereka
Baunya aneh, mereka mabuk
Ia pun tersadar, mereka semua bukan orang baik-baik
Namun apa daya, kini tak ada yang bisa dilakukan
Mereka semua sudah dekat, tak ada jarak

Harapannya untuk pulang musnah sudah
Ia pun pasrah, mulutnya sudah terlalu kaku untuk berteriak

Akhirnya penderitaan wanita lugu itu pun meninggalkan sang halte
Bersamaan dengan lenyapnya wujud mobil yang membawa pergi penderitaan itu, entah kemana

Created purely by. Latifa Rahmi :D

No comments:

Post a Comment